Senin, 04 Februari 2013

Beautiful Heritage Spot in Medan ,,

3 - 5 Februari 2012, spent the time @ capital city of North Sumatra ... Medan (MES). Kota yg bikin penasaran, meskipun karakter orangnya keras 'n beda jauh dgn org jawa. Selama rute-nya dilalui AA by Sub, why not?? mengobati rasa penasaran dengan hunting tiket promo AA, walhasil dptlah dgn harga murah sesuai jadwal tertera di atas. Brangkat dari Juanda jam 8 pagi, nyampe sono jam 11 siang. Ini bagian dari petualanganku, karena ini kunjungan pertamaku di Medan, blank soal Medan, sempat janjian ketemu dengan  temanpun di Danau Toba yg lokasinya jauh dari Medan. So, untuk jalan" di kota Medannya, seperti biasa aku pake jasa ojek aja, yg lebih lincah geraknya, lebih murah, 'n lebih bisa menikmati..... sampai di bandara Polonia Medan, bingung juga cari ojek ... seperti biasa, yg banyak menyambut kedatangan kita adalah sopir" taksi. Nyantai aja dulu, duduk" di Polonia, sambil geser ke tepian bandara, akhirnya disamperin juga sm tukang ojek. Ga' pake basa basi, langsung ku sodorkan lokasi wisata yg ingin ku kunjungi .... memang sdh ku list semua sebelum keberangkatan, biar ntar kalo dah nyampe Medan, kagak tulalit... Cocok harga, langsung minta antar buat makan, minta makanan yg khas Medan. Dapatnya soto Medan yg tempat makannya berlokasi di daerah Kesawan, jl. Ahmad Yani ... rasa sotonya biasa, lebih sedap soto jawa,, heheee secara lidahnya lidah jawa,,,, 


Soto Medan - Jl. Ahmad Yani - Kesawan

Abis makan dikasih tau pak ojek, kalo Tjong A Fie mansion lokasinya tak jauh dari situ, jalan bentar dah nyampe,,, oyaaaa,,, lsg deh meluncur ke Tjong A Fie. Ternyata bener, deket,,, heheee,, tak ku sangka kalo lokasinya di tepi jalan raya,, Dalam sehari itu, aku harus menempuh banyak lokasi, so untuk Tjong A Fie Mansion, aku ga' sampe blusukan ke dalam Mansion-nya ,, cukup diluarannya aja, yg penting sdh nyampe di salah satu landmarknya Medan ,,, Yeach, Tjong A Fie Mansion ,,




Tempat ini berbentuk rumah dengan nuansa Tionghoa yang kental. Pemilik rumah ini bernama Tjong A Fie, beliau adalah seorang pengusaha di bidang perkebunan di Medan. Usahanya bisa dibilang sukses, hingga beliau meninggalkan sebuah aset wisata untuk kota Medan. Rumahnya yang terletak di Jl. Ahmad Yani ini, merupakan bangunan kuno, yang masih dipertahankan keasliannya hingga kini. Mulai dari interior, hiasan dinding, dan eksteriornya pun masih dijaga keasliannya.


Next, masih menjelajah landmark" Medan yang lain, antaranya : Kantor Pos Medan, Titi Gantung, Lonsum (London Sumatra), Istana Maimun, dan menara air Tirtanadi




Istana Maimun disebut juga Istana Kesultanan Deli, dibangun oleh Sultan Makmun Al-Rasyid tahun 1888. Istana ini pernah direnovasi (mengalami perbaikan). Istana ini masih tetap dimiliki oleh Sultan dan keluarganya. Pada masa lalu menurut Sejarah Kesultanan Deli, Istana Maimun adalah jendela untuk masuk kemasa kejayaan kerajaan.



Titi ini dibangun pada tahun 1185, bersama dengan stasiun kereta api besar Medan. Berfungsi sebagai alat penyeberangan dari Spur Straat (jalan stasiun kini) ke Quarantee Brod straat (Jalan Irian Barat kini). Titi Gantung merupakan salah satu ikon Kota Medan. Pada awalnya bangunan yang dibuat Belanda ini difungsikan sebagai tempat bersantai atau berjemur para pejabat Belanda. 





Terletak di sudut Jalan A.Yani, sebelumnya dikenal sebagai Kesawan Road. Gedung London Sumatera atau biasa disebut gedung Lonsum selesai dibangun tahun 1906 bersamaan dengan lahirnya Ratu Juliana, Royal Dutch family. Gedung ini dibangun oleh David Harrison, pemilik perkebunan karet Harrison & Crossfield company (H&C) yang berpusat kota London. Meskipun dibangun pada masa 90 an, fasilitas di gedung ini cukup mengagumkan. Gedung Lonsum tercatat sebagi gedung pertama di Medan yang menggunakan teknologi lift yang menjangkau lima lantai.





 Kantor Pos terletak di Jalan Medan Merdeka Square. Konstruksi dimulai tahun 1909 dan selesai pada tahun 1911. Gedung ini merupakan proyek besar pertama dilakukan oleh Snuyf, seorang arsitek yang telah menjadi kepala Sipil Pekerjaan Umum untuk Indonesia. Karena pertumbuhan yang cepat dari pemerintah Hindia Belanda, ada kebutuhan bangunan baru untuk berbagai layanan pemerintah, seperti sekolah, penjara dan kantor pos.





Menara Air Tirtanadi merupakan salah satu ikon kota Medan. Keberadaan menara ini dapat dikatakan sangat vital bagi masyarakat kota Medan. Bangunan ini didirikan pada tahun 1908, oleh pemerintah Belanda, sebagai tempat penampungan air bagi masyarakat Medan. Namun tidak semua masyarakat Medan dapat memanfaatkan menara air tersebut, hanya golongan menengah keatas saja yang diperkenankan memanfaatkan menara air tersebut sebagai sumber penghasil air untuk kebutuhan sehari-hari. Masyarakat golongan menengah kebawah masih menggunakan sumur-sumur untuk memenuhi kebutuhan air mereka sehari-hari.


Sore akan tiba, sudah saatnya aku akhiri perjalananku keliling kota Medan. Tujuan berikutnya ke Danau Toba sekalian menemui temankku disono,, Dlm blog ini, emang lagi males bahas bang Ojek yg memandu aku selama di kota Medan,, awalnya layanannya friendly ,, tp berikutnya jadi males"an,, mana ngasih petunjuk mo ke Tobanya bikin sengsara lagi ... katanya untuk ke Toba, aku bisa naek angkot .. padahal seharusnya pake kendaraan travel gitu,, naek angkot dgn mpet"an, ngetem lama, 'n hingar bingar musik Batak membahana di angkot tersebut,, ditambah lagi penumpangnya yg ibuk" ikutan nyanyi kenceng banget,,, sungguh ,,, tersiksaaaaaaa,,,, arrrggghhhh , iya murah sih, tapi ya ga' gini" amat kalee,,, tukang ojek sialan!!! Rute yg ku tempuh 4 jam (busyet,,) : Medan - Pematang Siantar - Parapat (Toba). Kalo pilih Medan - Brastagi - Danau (Pangururan) itu malah makan waktu 5 jam,,,  nehik lah,,,
Selama diperjalanan yg sering ditemui adalah perkebunan kelapa sawit. Dah larut, aku nyampe Parapat ... turun di gerbangnya Danau Toba (memastikan dulu ke sopir sm penumpang sebelahku). Dgn muka jelek, capek, 'n bete, cari hotel deket" situ. Abis dapet hotel, baru temanku datang, Bang Danu,,, mayan ada temennya,,, yup meski too late dgn segala deritaku,,, Esok paginya, beres dah diajak jalan - jalan dan menikmati Danau Toba sm bang Danu,, yg lebih asik lagi diajak nyebrang ke Pulau Samosir,,, suasana di Samosir bener" aku harapkan, krn disitu nuansanya Batak banget,, sempat menikmati durian Medan, beli souvenir, dan liat Sigale gale,, aseeekkk pokoknya,,,









Sorenya move'on ke Medan lagi, baliknya ga' menderita,, justru nyaman banget, karena naik mobilnya Bang Danu,,, heheheeee,, emang sih diputuskan untuk bermalam di Medan, karena flightku besok lumayan pagi. Singkat cerita dah bermalam di Medan, esok paginya aku sempatkan naek bentor (katanya belum ke Medan kalo blm merasakan naik kendaran khas kota Medan ini). Naek bentornya, tujuan Masjid Raya Medan. sekedar ambil beberapa foto aja, kemudian balik hotel. Acara kemudian, dianter beli oleh - oleh sm bang Danu, makanan  khas Medan ,, Bika Ambon,,,, nyeeemm,, nyeeemm,,,, 



Masjid Raya Medan

Bang Bentornya nebeng narsis heheeee,,
Naek Bentor

Bika Ambon Zulaikha
Lapis Legit Zulaikha

Dah,, untuk acaran jalan"nya di Medan kelar,, saatnya balik Jawa ... lumayan komplit menjelajah wisata di Medan, cuma ada satu aja yg belum sempat keturutan,, pengen foto di tulisan "PEARL OF LAKE TOBA" di Taman Simalem,,, krn lokasinya berlawanan dgn ruteku saat ke Parapat (Toba) ,, waktu ga' cukup.



P.S : ... Bang Danu,, makasiiihhhh banyak untuk semua"nya ,,, ;)


Alm. Bang Danu :(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar